Pemberdayaan Komunitas Wisata Pagar Pelangi Desa Dadapan
Hari Selasa, 26 Oktober 2021, kelas saya serta sebagian besar siswa siswi SMA N 1 PAMOTAN kelas 12 jurusan IPS, berkegiatan untuk melaksanakan pembelajaran Learning Tour di tempat wisata sekitar kecamatan Rembang.
Kegiatan Learning Tour ini dilaksanakan di wisata Pagar Pelangi, bertempat di Desa Dadapan Kec.Sedan Kab.Rembang, Pagar Pelangi merupakan obyek wisata baru yang ada di Rembang. Kegiatan ini dilaksanakan dan didampingi oleh Bapak Ibu guru sebagian, serta guru yang mengajar mata pelajaran Sosiologi di SMA N 1 PAMOTAN.
Penampakan Pagar Pelangi |
Ekpetasi jam 07.30 rombonganan kegiatan berangkat menuju lokasi, tetapi dengan hari yang bersamaan sekolah kami ada kunjungan Bupati Rembang untuk meninjau pelaksanaan PTM, dengan demikian waktu kegiatan dirubah, dan kami berangkat setelah peninjauan Bupati selesai.
Jam 10 saya dan rombongan menuju ke lokasi, siswa siswi dan pendamping kegiatan menuju ke lokasi dengan mengendarai kendaraan roda dua (sepeda motor), suasana jalan menuju lokasi sangat ramai, karena melewati jalan umum, banyak sekali kendaraan seperti truk-truk besar, dan waktu itu agak macet dikarenakan ada pembangunan jalan, jam 11 sampailah saya dengan rombongan dilokasi, saya baru pertama kali berkunjung ke wisata Pagar Pelangi, saya sangat terpukau dengan keindahan yang dimiliki wisata tersebut, tempat yang sangat asri dan menyatu dengan alam, kreasi-kreasi yang dibuat oleh pengelola wisata disana sangat kreatif dan cocok sekali untuk kalangan anak muda dan orang tua, yang doyan sekali ber foto, karena tempatnya sangat mendukung untuk bahan postingan disosial media dan juga penjual yang ada disekitar kawasan Pagar Pelangi sangatlah ramah-ramah. Tiket masuk wisata hanya Rp.2000 rupiah per orang, untuk parkir motor Rp.2000 rupiah dan untuk roda 4 Rp.5000 rupiah.
Desa Dadapan merupakan desa yang ada di kecamatan Sedan. Dari segi kewilayahan nampaknya desa ini termasuk kedalam pegunungan/perbukitan, kondisi semacam itu merupakan area yang potensional bagi pengembangan berbagai usaha produktif dibidang pertanian dan perternakan.
Kini Desa Dadapan berkembang menjadi daerah tujuan wisata yang cukup menjanjikan. Hal itu terkait dengan upaya pengelola wisata Pagar Pelangi mengembangkan pariwisata yang menompang terhadap lingkungan alam dan sosial. Fenomena berkembangnya Desa Dadapan sebagai tujuan wisata seperti itu, tentu terkait dengan upaya-upaya pemberdayaan para pengelola wisata Pagar Pelangi setempat. Kebermaknaan yang sangat berarti terutama pada kelompok renta dan lemah sehingga mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, sehingga mampu menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkannya meningkatkan pendapatan.
Bapak Ibu pendamping kegiatan |
Fenomena ini dapat disimak dari inisiatif dan keterlibatan aktif santri-santri Desa Dadapan dan masyarakat desa menanggapi pandangan. Bapak Abadi salah seorang admin dan tokoh utama terwujudnya Pagar Pelangi Desa Dadapan sebagai tujuan wisata. "Di pondok, kami ada juga beberapa anak berkebutuhan khusus, dari mulai yang tidak tau namanya senditi, tidak tau alamatnya, tidak tau nama orang tuanya, dari kalangan atas, sedang, rendah kita tampung semua disini. Pendapatannya sendiri juga digunakan untuk pengelolaan pondok pesantren". Kebijakan pemberdayaan Pagar Pelangi meliputi pengembangan ekonomi, pengembangan sosial, pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan keagamaan, dan pengembangan informasi.
Dikatakan oleh Bapak Abadi, nama Pagar Pelangi pun tidak terpikirkan sebelumnya jadi, "asal jeplak saja" ungkapnya, terwujudnya Pagar Pelangi juga bertujuan untuk mengajarkan para santri disana agar ber inovasi, berkreasi, bersosialisasi, aktif dan saling gotong royong satu sama lain untuk mengembangkan wisata, juga terjalinnya silahturahmi yang baik. Kata Bapak Abadi, setiap hari ada yang berkunjung ke sana apalagi pada hari-hari weekend, banyak orang yang berkunjung ke Pagar Pelangi untuk meluangkan waktu bersama keluarga, bersantai, atau hanya sekedar penasaran dengan wisata Pagar Pelangi. Disana juga ada fasilitas kolam renang, dan ada juga cafe yang menjual berbagai makanan dan jajanan, taya tarik yang ditawarkan oleh cafe tersebut adalah jajanan-jajanan tradisional kemudian wisatawan bisa menikmati jajanan tersebut digubuk-gubuk yang ada disana, gubuk yang terbuat dari pohon bambu sangat kreatif sekali. Menu-menu kuliner dibuat oleh bantuan warga warga setempat, dan warga juga memanfaatkan wisata tersebut dengan cara menjualkan dagangannya disekitar Pagar Pelangi, jadi efeknya malah menjadi pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sayang sekali pada waktu saya berkunjung, cafe di Pagar Pelangi sedang OFF, jadi saya dengan teman-teman membeli jajanan yang ada disekitar Pagar Pelangi yang dijual oleh warga setempat, setelah melakukan wawancara dengan pengelola wisata Pagar Pelangi Bapak Abadi, waktu itu saya dan teman-teman membeli mie ayam, harga mie ayam disana sangat ramah dikantong pelajar seperti kami, mie ayam dibandrol dengan harga Rp.8000 rupiah dan es teh Rp.2000 rupiah. Tidak hanya mie ayam, disana juga ada banyak lagi jajanan kaki lima.
Setelah kegiatan selesai dilaksanakan saya dan teman-teman bergegas untuk pulang, sekitar jam 13.30 saya sampai dirumah, karena jarak dari Pagar Pelangi ke rumah saya cukup jauh. Setelah sampai dirumah siswa siswi diminta Bapak Ibu pendamping untuk absensi, memastikan telah sampai rumah dengan aman dan selamat.
Foto bersama dengan teman-teman di Pagar Pelangi |
Terimakasih🙏👋
Komentar
Posting Komentar